Kekerasan Psikis adalah perbuatan yang mengakibatkan ketakutan, hilangnya rasa percaya diri, hilangnya kemampuan untuk bertindak, rasa tidak berdaya, dan/atau penderitaan psikis berat pada seseorang. Kekerasan verbal merupakan salah satu bentuk kekerasan psikis. Kekerasan verbal dapat berupa berteriak, menghina, dan mengejek. Dapat juga berupa lelucon yang membuat Anda merasa tidak dihargai, kritik terus-menerus, pengabaian terhadap pikiran atau perasaan Anda, disalahkan dan dituduh melakukan sesuatu yang tidak Anda lakukan. Jika Anda merasa mendapatkan kekerasan verbal, Anda dapat melakukan langkah-langkah berikut ini.
- Merespon pelaku dengan cara berikut ini:
- Jangan terbawa emosi
Ketika seseorang berbicara kepada Anda dengan kasar, sebetulnya ia mencoba mengendalikan perilaku Anda. Ia ingin Anda bereaksi dengan marah sehingga Anda memperhatikannya. Anda mungkin berusaha untuk membela diri. Namun, sebaiknya Anda mengalihkan perhatian pada diri sendiri dan tetap mengendalikan perilaku Anda sendiri. Hindari untuk terlibat dalam pertengkaran maupun perdebatan. Anda tidak perlu merespon dengan kemarahan atau mencoba menarik simpatinya. Berusahalah untuk tetap tenang dan menarik nafas dalam-dalam. Bicaralah dengan suara yang tenang. Ingatkan diri Anda bahwa tidak ada yang berhak menjatuhkan Anda, dan apa yang terjadi bukanlah sesuatu yang pantas Anda dapatkan.
- Tetapkan batas.
Ketika Anda mendapat kekerasan verbal, jelaskan bahwa Anda tidak akan melanjutkan pembicaraan, menetapkan konsekuensi, dan menaatinya. Katakan, "Saya akan senang untuk berbicara dengan Anda tentang masalah ini, tetapi saya tidak akan berbicara kepada Anda ketika Anda berteriak/menghina/mengancam/merendahkan/menyindir saya." Jika ia mengatakan bahwa ia hanya bercanda, katakan, "Saya tidak suka guyonan itu, dan saya tidak akan berbicara dengan Anda jika Anda berbicara dengan saya seperti itu." Jika mereka terus melakukan kekerasan Verbal, tetapkan konsekuensinya. Katakan, "Saya akan berbicara dengan Anda tentang hal ini ketika kita berdua dapat berbicara dengan tenang. Jika Anda terus berbicara kepada saya dengan nada seperti itu, saya akan meninggalkan tempat." Pastikan untuk menindaklanjuti konsekuensi apa pun yang Anda tetapkan. Jika Anda mengatakan Anda akan meninggalkan tempat, maka tinggalkan tempat tersebut.
- Pergi.
Jika batas yang Anda tetapkan dilanggar, atau jika Anda merasa tidak aman, sebaiknya Anda pergi dari termpat tersebut. Misalnya, jika Anda di rumah, Anda dapat pergi ke ruangan lain atau meninggalkan rumah. Jika Anda mendapatkan kekerasan verbal oleh seseorang yang tidak Anda kenal, menjauhlah jika Anda merasa aman melakukannya. Anda dapat pulang ke rumah hanya jika aman. Meninggalkan rumah adalah strategi yang baik jika Anda memiliki pasangan atau anggota keluarga lain yang marah dan perlu menenangkan diri. Dalam kasus ini, pergilah selama satu atau dua jam dan kembalilah ketika Anda merasa siap.
- Anda perlu memperhatikan, jika pelaku cenderung tetap marah, meningkat menjadi kekerasan fisik maka menjauhlah. Jika ada anak-anak atau orang rentan lainnya di dalam rumah, bawalah mereka bersama Anda.
- Jika Anda mendapat kekerasan secara verbal oleh seseorang yang tidak Anda kenal, tetap diam atau katakan, "Saya akan menghargai Anda jika tidak berbicara kepada saya dengan nada suara seperti itu," dan pindah ke tempat yang aman segera setelah Anda bisa.
- Mencari bantuan.
Jika Anda mendapatkan kekerasan verbal di tempat kerja atau di sekolah, laporkan pelaku kekerasan kepada seseorang yang memiliki jabatan yang lebih tinggi dari pelaku atau orang yang berwenang menangani kekerasan. Mintalah bantuan dari teman dan kolega. Jika Anda mendapatkan kekerasan dari pasangan, ambil langkah-langkah untuk menjauhkan diri Anda dari situasi tersebut. Jika anak Anda memunculkan kekerasan secara verbal, tetapkan batasan yang ketat dan cari bantuan untuk mereka.
- Jangan pernah tinggal diam saat menghadapi kekerasan verbal. Biarkan orang lain tahu apa yang Anda alami. Kekerasan verbal dapat meningkat menjadi kekerasan fisik dan berdampak secara mental terhadap korban. Carilah bantuan.
- Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal telah mengalami kekerasan verbal untuk waktu yang lama, segeralah mendapatkan penanganan profesional dari psikolog.
- Meredakan Konfrontasi yang Berisiko
- Kenali kekerasan verbal yang dapat meningkat menjadi kekerasan fisik. Ada kalanya Anda terpaksa untuk terlibat dengan orang yang melakukan kekerasan verbal. Misalnya, Anda adalah guru di kelas di mana seorang siswa menghina teman sekelas. Dalam situasi ini, tugas Anda mengurangi kekerasan demi alasan keamanan.
- Kenali gejala agitasi. Orang tersebut mungkin berbicara dengan cepat, dan mungkin meninggikan suaranya atau berbicara dengan nada tinggi.
- Agitasi menyebabkan beberapa jenis kekerasan verbal seperti mengutuk, mengancam, menghina, menuntut, dan membuat pernyataan yang tidak logis.
- Postur tubuh yang agresif, mondar-mandir, gemetar, memberi isyarat tidak menentu atau mengepalkan tangan adalah tanda-tanda agitasi lainnya.
- Gunakan bahasa tubuh yang tenang. Ambil napas dalam-dalam dan hembuskan. Usahakan agar Anda tampak setenang mungkin. Tatap mata orang yang Anda ajak bicara. Jika mereka berdiri, berdirilah, tetapi pastikan Anda memberi mereka ruang.
- Bergerak perlahan dan hati-hati.
- Rilekskan tangan Anda dan jangan menyilangkan tangan.
- Berdiri atau mendekati orang tersebut dengan cara yang tidak tampak mengancam.
- Jangan membelakangi atau mendekati orang yang gelisah dari belakang.
- Berdirilah dengan jarak fisik lebih dari biasanya.
- Mendekati seseorang yang gelisah dapat menyebabkan mereka panik dan meningkat menjadi kekerasan.
- Jika Anda melihat seseorang menunjukkan tanda-tanda peningkatan agitasi, melangkah ke samping dan terus berbicara dengan mereka.
- Bicaralah dengan suara yang tenang. Atur volume dan nada Anda. Bicaralah dengan tenang, perlahan, dan dengan volume biasa. Jangan meninggikan suara Anda untuk didengar atau berteriak. Sebaliknya, tunggu pelaku untuk mengambil napas, dan berbicara kemudian.
- Ambil napas dalam-dalam jika Anda melihat suara Anda goyah atau jika Anda berbicara terlalu cepat atau keras.
- Jika Anda takut, Anda mungkin berbicara terlalu pelan. Ambil napas dalam-dalam dan proyeksikan suara Anda, berbicara dari diafragma Anda.
- Bicaralah dengan sopan. Gunakan kata "Tolong," "Terima kasih," "Maaf," "Jika Anda tidak keberatan," "Bapak," "Ibu," "Mas" "Mbak." dan, jika Anda bisa, nama orang yang Anda tuju. Hindari menantang, mengancam, memerintah, atau mempermalukan orang yang marah. Ulangi apa yang dikatakan orang tersebut untuk meyakinkan mereka bahwa Anda mendengarkan. Tegaskan apa yang mereka katakan dengan anggukan dan respons verbal singkat, seperti "Aku mendengarmu", "Oke", "Aku mengerti."
- Pahami masalah orang tersebut. Jujurlah dengan semua informasi Anda jika memungkinkan. Jika informasi yang Anda miliki akan membuat orang tersebut semakin kesal, jelaskan bahwa Anda akan membicarakannya saat Anda dapat berbicara bersama dengan tenang.
- Jangan membela diri sendiri atau orang lain dari penghinaan atau tuduhan: mereka dimaksudkan untuk menyeret Anda ke dalam argumen, yang tidak akan membantu siapa pun.
- Jawab pertanyaan nyata. Jika seseorang bertanya, "Siapa '&#@ Anda", jawab dengan nama dan gelar Anda.
- Abaikan pertanyaan palsu. Untuk komentar seperti, "Mengapa Anda seperti &*#@?" Anda mungkin menjawab, "Maaf, Anda merasa seperti itu."
- Ajukan pertanyaan terbuka untuk mendapatkan lebih banyak informasi dan untuk mendorong orang yang gelisah untuk memperlambat dan berpikir rasional.
- Tetapkan batas yang tegas. Jelaskan bahwa Anda tidak dapat membantu orang tersebut ketika mereka berbicara kasar. Tetap hadir dengan mereka, tetapi jelaskan bahwa Anda tidak bernegosiasi dengan mereka selama ledakan kemarahan.
- Opsi penawaran. Katakan, "Apakah Anda ingin melanjutkan diskusi kita dengan nada suara yang lebih tenang, atau apakah Anda ingin kembali lagi besok dan mendiskusikan hal ini?"
- Tawarkan empati untuk perasaan, tetapi tidak untuk perilaku kasar. Katakan, "Saya sangat menyesal bahwa kami gagal membantu Anda dalam hal ini, dan Anda berhak untuk merasa marah. Namun, Anda tidak memiliki hak untuk membuat pernyataan yang mengancam."
- Melarikan Diri dari Kekerasan Verbal yang berlangsung lama
- Amati hubungan Anda untuk memeriksa adanya kekerasan psikologis. Anda mungkin mendapatkan kekerasan psikologis dari pasangan, orang tua, teman, atau siapa pun yang dekat dengan Anda atau yang memiliki kekuasaan atas Anda. Bentuk kekerasan verbal terbagi menjadi enam jenis (Fitriana et al., 2015), yaitu: (1) tidak hangat atau dingin; (2) intimidasi; (3) mengecilkan dan mempermalukan orang; (4) kebiasaan mencela; (5) tidak mempedulikan atau menolak; dan (6) hukuman ekstrim. Sementara itu, Nazhifah (2017) menyatakan bentuk kekerasan verbal terbagi menjadi 3 jenis, yaitu: (1) membentak; (2) memaki; dan (3) memberi julukan negatif atau melabel. Selanjutnya, Juansyah dkk. (2020) menyebutkan bentuk kekerasan verbal diantaranya memaki, menghina, memarahi, mengusir, membentak, memaksa, mengancam, dan menuduh. Kekerasan verbal yang banyak terjadi adalah membandingkan dengan orang lain, menghardik, memarahi, mencibir, mengejek, dan merendahkan.
- Temui Psikolog. Jika Anda merupakan korban kekerasan temuilah seorang profesional seperti psikolog. Jika anggota keluarga yang melakukan kekerasan bersedia, pergilah untuk konseling keluarga. Seorang anggota keluarga yang bersedia untuk menemui psikolog dengan Anda mungkin dapat keluar dari pola kekerasan.
- Jangkau teman dan keluarga. Gejala kekerasan adalah Anda menjadi terisolasi dari jaringan dukungan Anda. Bertemulah dengan teman-teman, dan tetap berhubungan dengan teman dan anggota keluarga yang Anda cintai. Jujurlah dengan teman dan keluarga Anda tentang situasi yang Anda temui. Anda tidak perlu melaporkan semua teman dan aktivitas yang Anda lakukan dengan pasangan Anda yang melakukan kekerasan.
- Lindungi anak dari kekerasan verbal. Jika anak Anda atau anak yang Anda kenal mendapatkan kekerasan secara verbal, jangan hanya diam. Kekerasan verbal memiliki efek jangka panjang yang menghancurkan mental anak, dan sering meningkat menjadi kekerasan fisik. Jika Anda mengenal seorang anak yang mendapatkan kekerasan secara verbal, Anda dapat menghubungi HOTLINE UPT PPA DP3AK Provinsi Jawa Timur 0895 3487 71070 atau laporkan kasus tersebut ke UPT PPA DP3AK Provinsi Jawa Timur di Jl Arjuna no. 88 Surabaya.
- Meninggalkan. Jika Anda menyadari bahwa Anda hidup dengan seorang pelaku kekerasan sehingga Anda merasa terancam, maka pergilah. Jika muncul kekerasan fisik, maka pergilah mencari tempat yang aman. Jika Anda bingung untuk mencari perlindungan hubungi HOTLINE UPT PPA DP3AK Provinsi Jawa Timur 0895 3487 71070.