Virginia Woolf pernah berkata “for most of history, anonymous was a woman”. Kalimat ini jelas tak salah karena berdasarkan kontribusi gender pada keberlangsungan dan kesejahteraan hidup manusia, campur tangan kaum Hawa selalu dibutuhkan untuk berbagai urusan. Lalu, bagaimana bisa ada ketimpangan?
Well, ketidaksetaraan biasanya muncul karena dua hal, budaya dan kepentingan. Dua hal ini sedikit banyak membawa pengaruh besar terhadap bagaimana kelompok masyarakat memandang laki-laki dan perempuan dalam waktu yang bersamaan.
Perempuan dengan citranya yang lemah, melankolis, serta lekat dengan fungsi domestik, dan laki-laki yang kuat, tegar, tegas, serta lekat dengan sifat dominan. Pemikiran inilah yang sedang coba diubah oleh dunia dengan menyamaratakan tugas dan kewajiban semua jender agar tak ada yang merasa dirugikan.
Then we did it now! Tokoh-tokoh perempuan mulai bermunculan menyuarakan aspirasinya di berbagai bidang, menunjukkan kinerjanya, dan menegakkan prinsipnya seperti halnya laki-laki. Bahwa sesungguhnya gender is never even matter.
Pembagian kerja pada masyarakatlah yang membuat isu ini jadi ada dan bagaimana kita sebagai perempuan sendiri yang terkadang lupa bahwa pada dasarnya kita semua sama. Don’t differentiate yourself because you are a woman. Be a yourself-woman! Tunjukkan pada dunia bahwa Anda punya sisi istimewa yang tak layak dikesampingkan.
Sumber
Hari Kartini: 6 Tokoh Perempuan Hebat Masa Kini (www.herworld.co.id)