Penyerapan angkatan kerja perempuan di perdesaan didominasi oleh sektor pertanian (47,62 persen). Kemudian disusul di sektor perdagangan (20,54 persen), sektor industri (13,27 persen), sektor akomodasi makan dan minum (7,02 persen), serta sektor lainnya (11,05 persen).
Sementara di daerah perkotaan dengan tenaga kerja yang cenderung berpendidikan lebih baik dibandingkan di perdesaan cenderung lebih banyak terserap pada sektor perdagangan (28,24 persen), sektor lain-lain (26,74 persen) dan industri (19,20 persen). Ketiga sektor tersebut merupakan lapangan pekerjaan yang mencirikan wilayah perkotaan.
Mengutip laman BPS Jatim (2/1/2024), Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur (BPS Jatim), Zulkipli, melalui Laporan Profil Angkatan Kerja Perempuan Provinsi Jawa Timur 2022 menerangkan, daya serap tenaga kerja di perdesaan cenderung lebih tinggi dibandingkan di perkotaan. Sektor pertanian masih cukup mendominasi di perdesaan. Di samping itu, sektor ini cenderung tidak membutuhkan kualifikasi tertentu yang menyebabkan daya serap tenaga kerjanya relatif besar.
“Sebagai contoh sederhananya, tidak perlu pendidikan tinggi untuk bisa bekerja sebagai buruh tani. Kemampuan tersebut akan terbentuk secara otodidak melalui pengalaman dan tidak perlu menempuh pendidikan formal tertentu,” ujarnya.
Oleh karena itu, lanjutnya, jumlah pekerja di sektor pertanian biasanya relatif banyak dengan tingkat pendidikan yang relatif rendah. Kondisi ini yang menyebabkan kesempatan kerja di perdesaan yang masih didominasi sektor pertanian jauh lebih tinggi dibandingkan di perkotaan yang bercirikan sektor industri, jasa dan perdagangan. (idc/s)