Pemerintah Provinsi Jawa Timur akan terus mengupayakan internet menjadi ruang yang aman dan nyaman bagi semua, khususnya perempuan di tengah ancaman Kekerasan Berbasis Gender Online (KBGO).
Hal tersebut mengemuka dalam webinar SAPA DP3AK Seri 54 bertajuk “Peran Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Timur dalam Mendorong Peningkatan Kapasitas Perempuan di Era Digital, Senin (27/3/2023).
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Timur (Diskominfo Jatim), Sherlita Ratna Dewi Agustin mengawali paparannya dengan menjelaskan kondisi pengguna internet di Indonesia.
Data we are social 2023 mencatat 77% masyarakat Indonesia adalah pengguna internet dan 65% masyarakat Indonesia pengguna aktif media sosial. Selain itu, 7 jam 42 menit sehari dihabiskan untuk mengakses internet dan 3 jam 18 menit dalam sehari dihabiskan untuk mengakses media sosial.
Ia pun menerangkan mengenai akses perempuan terhadap internet. Katadata 2022 mencatat penduduk perempuan yang pernah mengakses internet sebanyak 63,53%, lebih sedikit dibandingkan laki-laki yang sebanyak 69,39%.
Berdasarkan survei penetrasi internet Indonesia oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesiaa (APJII 2023), 77,36% dari total populasi perempuan Indonesia yang mendapatkan akses internet. Sedangkan untuk laki-laki lebih tinggi yaitu 79,32% dari total populasi laki-laki di Indonesia.
Kadis Sherlita menjelaskan, hak digital yang perempuan perlu pahami adalah hak untuk merasa aman di dunia digital, hak untuk berekspresi di dunia digital, hak untuk mendapatkan akses informasi, hak untuk mendapat akses internet, dan hak privasi.
“Adapun peran perempuan dalam menjaga dari kekerasan berbasis gender online adalah membangun literasi digital untuk diri sendiri kemudian untuk anak-anak, keluarga dan lingkungan sekitar, serta menjadi role model dan membentuk komunitas peduli literasi digital seperti KIM dan Relawan TIK,” paparnya.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Kependudukan (DP3AK) Provinsi Jawa Timur, Restu Novi Widiani menuturkan, angka-angka masalah perempuan dan anak di Jawa Timur masih memerlukan perhatian dari tingkat bawah. Kominfo Jatim diharapkan bisa menjadi mitra dalam hal pencegahan hingga promosi layanan pengaduan.
“Kami juga mengharapkan konten-konten menarik dari Kominfo Jatim dan Kominfo Kabupaten/Kota se-Jatim supaya penanganan terhadap kekerasan, bullying, perkawinan anak, pekerja anak, dan lain-lain bisa kita giatkan lagi,” harapnya.