Tim Doktor Mengabdi Universitas Brawijaya melakukan serangkaian kegiatan mengurangi kasus stunting bertempat di Desa Sumberputih, Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang. Tim DM mengadakan sosialisasi bertema “Penguatan Peran Serta Masyarakat dalam Pencegahan Stunting di Desa Sumberputih berbasis Identifikasi dan Pemetaan Potensi Masyarakat”, Selasa (15/11/2022).
Disampaikan Ketua DM Dr. Ir. Solimun, MS., faktor anggapan masyarakat bahwa stunting itu aib menghambat keterbukaan warga dalam menyampaikan informasi tentang kemungkinan terjadinya gejala stunting di keluarganya.
Sosialisasi diharapkan dapat membuka wawasan masyarakat akan pentingnya kasus stunting. Pada kegiatan sosialisasi juga dijelaskan bahwa perilaku pencegahan stunting masyarakat Sumberputih sebagian besar, sekitar 63 persen, dipandang masih belum peduli dengan pencegahan stunting. Hasil sosialiasi ini mengarahkan masyarakat agar tidak menganggap stunting sebagai aib dan memberikan pandangan bahwa stunting bisa disembuhkan
Disampaikan Solimun, stunting atau gangguan tumbuh kembang pada anak masih menjadi permasalah di Indonesia. Stunting dapat juga diartikan kurangnya gizi dengan periode yang cukup lama sehingga muncul gangguan pertumbuhan tinggi badan pada anak yang lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya.
Anggota tim DM ini yakni Dr. Riyanti Isaskar, SP., M.Si., Dr. Intan Rahmawati, S.Psi., M.Si., Dr. Lailil Muflikhah, S.Kom., M.Sc., dan Dr. Ns. Heni Dwi Windarwati., S,Kep.M.Kep.Sp.Kep.J.
Pada sesi sosialisasi dengan warga setempat, Solimun menjelaskan bahwa “Kurangnya perawatan pasca melahirkan (ASI) dan kondisi ibu yang mengalami tekanan mental serta hipertensi dalam masa kehamilan merupakan salah satu penyebab terjadinya stunting”. Hal ini selaras dengan kondisi masyarakat yang mengatakan sehari-harinya mereka memang sibuk dengan pekerjaan bertani ditambah lagi kondisi pandemic selama dua tahun.
Solimun menambahkan, penyebab lain yang dapat menyebabkan stunting diantaranya ialah sanitasi (rumah) yang buruk serta keterbatasan akses pada air bersih, rendahnya akses terhadap pelayanan kesehatan, pola asuh yang berkaitan dengan perilaku dan praktik pemberian makanan kepada anak, dan kurangnya gizi dalam waktu lama (sejak dalam kandungan).
Berdasarkan pendapat dari salah satu peserta sosialisasi dapat dilihat bahwa kondisi beberapa peserta sosialisasi mengalami kondisi yang hampir mendekati penyebab terjadinya stunting yang dimulai dari kondisi mental karena pandemi COVID-19, ekonomi yang naik turun. (jal/hjr)