15 Tanda Perilaku Narsistik dalam Relasi Intim

  • Kamis, 23 Maret 2023 - 13:49:49 WIB
  • Administrator

Oleh: Aghnis Fauziah, S.Psi., M.Psi.

 

Gangguan kepribadian narsistik adalah kondisi di mana seseorang merasa dirinya paling penting, sangat membutuhkan perhatian, dan kekaguman berlebihan. Selain itu, gangguan ini juga kerap menyebabkan kurangnya empati terhadap orang lain. Meski memiliki kepercayaan diri yang tinggi, orang yang mengidap gangguan ini sangat sensitif terhadap kritik orang lain. Gangguan kepribadian narsistik kerap menimbulkan masalah di lingkungannya. Umumnya, orang dengan gangguan narsistik akan merasa tidak bahagia atau kecewa ketika tidak mendapatkan pujian. Pengidap  gangguan kepribadian narsistik juga memiliki perasaan yang mudah tersinggung. Gangguan kepribadian  narsistik dapat membuat penderitanya tidak bahagia, kecewa, bahkan marah jika tidak diperlakukan atau dipuji seperti yang mereka harapkan. Hal ini bisa menimbulkan masalah di berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam relasi intim.

Berada dalam hubungan dengan orang narsistik akan menguras emosi dan dapat berdampak pada kesehatan mental pasangannya. Pasangannya akan merasa bersalah atas hal-hal yang sebenarnya bukan kesalahan mereka. Pasangannya akan mendapati bahwa apa yang dikatakan seorang narsistik minggu lalu dibantah olehnya minggu ini. Awal hubungan dengan orang narsistik biasanya berlangsung cepat dan orang narsistik mengatakan bahwa pasangannya adalah hal terbaik yang pernah terjadi pada mereka. Namun, banyak hal mulai berubah. Berikut ini terdapat 15 tanda orang narsistik yang tidak langsung muncul. Tanda-tanda ini bisa muncul secara perlahan.

  1. Pasangannya dijauhkan dari keluarga dan teman-temannya.

Orang narsistik akan membatasi komunikasi pasangannya dengan keluarga dan teman-temannya, agar pasangannya berpikir bahwa ia tidak bisa hidup tanpanya. Kehidupan isolatif akan membuat pasangan dapat lebih mudah dikendalikan. Proyeksi adalah tanda khas dari seorang narsitik. Jika mereka selingkuh (yang lebih sering terjadi pada orang narsis daripada yang lain), mereka akan menuduh pasangannya yang selingkuh. Tuduhan ini meningkat ketika pasangannya pergi ke luar kota atau melakukan aktivitas tanpa mereka. Selain itu, ketika pasangannya sedang jauh dari mereka, berarti lebih sedikit perhatian untuk mereka.

  1. Orang narsistik berusaha mengadu domba pasangannya dengan orang lain.

Orang narsistik dapat membuat bualan bahwa orang lain melakukan atau mengatakan hal-hal buruk tentang pasangannya. Ini adalah cara bagi orang narsistik untuk mendapatkan kendali, membuat pasangannya merasa "kurang" dan mengisolasi pasangannya dari orang lain.

  1. Orang narsistik menetapkan aturan untuk pasangannya tapi tidak dengan dirinya sendiri.

Pada saat orang narsistik berselingkuh, maka pasangannya dituntut untuk memaafkannya. Orang narsistik akan berkata andai pasangannya tidak menghabiskan terlalu banyak waktu dengan anak-anak, kebutuhannya akan terpenuhi, dan ia tidak akan berselingkuh. Namun, dalam hubungan yang sehat, pasangan akan berkomunikasi tentang kebutuhan mereka yang tidak terpenuhi alih-alih berselingkuh. Selain itu, pasangannya tidak akan pernah memenuhi kebutuhan orang narsistik, karena mereka memiliki kebutuhan yang tak ada habisnya. Dan jika pasangannya tampak memperhatikan orang lain, orang narsistik akan mempertanyakan kesetiaan pasangannya dan akan mulai memaki pasangannya.

  1. Pasangannya tidak pernah tampak cukup baik.

Orang narsistik mengatakan mereka selingkuh karena pasangannya tidak lagi menyenangkan. ”Itu karena salahmu” adalah tema umum dari orang narsistik. Orang narsistik seringkali mengkritik pasangannya. Mereka mungkin mengatakan hal tersebut secara langsung atau tidak langsung. Orang narsistik mungkin mengomentari penampilan pasangannya. Kadang-kadang secara langsung  (”Bajumu jelek”) atau secara tidak langsung (”Kamu tidak cocok memakai baju warna itu”).

  1. Pasangannya mendapat "balasan" karena menentang mereka.

Jika pasangan melanggar aturan orang narsistik, bersiaplah untuk menerima balasan. Pasangannya akan mengalami hubungan yang penuh kekerasan, ledakan emosi diikuti oleh rekonsiliasi. Namun, perlu diingat bahwa saat pasangannya berdamai dengan orang narsistik, ledakan emosi berikutnya akan lebih besar daripada sebelumnya. Setiap kali terjadi ledakan emosi, kekerasan emosional dapat mulai meningkat menjadi kekerasan verbal dan kemudian menjadi kekerasan fisik.

  1. Orang narsistik sangat kompetitif

Orang narsistik dapat mengatakan bahwa mereka lebih baik daripada pasangannya dalam suatu hal. Mereka juga mungkin mengatakan hal tersebut di depan orang lain. Mereka mungkin memberitahu pasangannya bahwa mereka lebih tahu tentang terapi daripada terapis pasangannya. Orang narsistik tidak menyukai ada orang lain yang lebih baik dari mereka. Orang narsistik juga menghabiskan banyak waktu untuk memperhatikan penampilan mereka dan bercermin. Mereka akan memamerkan otot-otot mereka tanpa alasan yang jelas. Mereka ingin memastikan bahwa mereka adalah orang yang paling menarik di ruangan itu.

  1. Orang narsistik memberi tahu pasangannya bahwa orang lain ingin menjatuhkannya

Orang narsistik seringkali berkonflik dengan orang lain. Namun ia merasa kesalahan bukan padanya, tetapi pada orang lain.

  1. Orang narsistik menggambarkan mantan dengan istilah yang merendahkan.

Orang narsistik akan secara konsisten menyebut mantannya sebagai "pelac*r" atau berbicara tentang bagaimana mantan memperlakukan mereka dengan buruk dalam semua hubungan mereka. Istilah yang merendahkan cenderung digunakan oleh narsistik ketika berbicara tentang hubungan masa lalu. Perhatikan juga cerita tentang hubungan masa lalu di mana orang narsistik mengatakan bahwa semua itu adalah kesalahan mantan.

  1. Orang narsistik menggunakan ”silent treatment”.

Dalam hubungan yang sehat, orang terkadang membutuhkan "time out" untuk menenangkan diri atau menenangkan pikiran. Dalam waktu singkat, mereka siap untuk berhubungan lagi dengan pasangannya dan/atau membicarakan sesuatu. Dengan ”silent treatment”, narsistik menolak untuk berkomunikasi. ”Silent treatment” adalah cara untuk mendapatkan kekuasaan dan kendali serta membuat pasangannya kehilangan kendali. Terkadang perlakuan diam terjadi setelah orang narsistik merasa pasangannya telah meremehkannya dengan cara tertentu. Namun, mereka tidak memberi tahu pasangannya mengapa mereka melakukannya, dan pasangannya benar-benar tidak tahu apa penyebabnya.

  1. Orang narsistik tidak memenuhi kebutuhan pasangannya.

Permintaan bantuan pasangannya diabaikan, atau orang narsisis memberi tahu pasangannya bahwa mereka akan membantu tetapi tidak pernah menepatinya. Perhatikan perbedaan antara pembicaraan dan tindakan orang narsistik. Biasanya ada perbedaan besar di antara keduanya.

  1. Orang narsistik akan merasa sangat marah saat pasangannya mengubah pikirannya.

Ketika pasangannya mengubah pikiran tentang sesuatu, orang narsistik akan merasa kehilangan kendali. Mereka marah dan akan mencoba untuk mendapatkan kembali kendali melalui silent treatment, perasaan bersalah, dan gaslighting.

  1. Orang narsistik dengan tegas menyangkal sesuatu yang mereka katakan atau lakukan, dan itu membuat pasangannya bertanya-tanya mengenai kewarasan diri sendiri.

Salah satu cara orang narsistik adalah mengendalikan pasangannya dengan membuat pasangannya terus-menerus mempertanyakan kewarasan diri sendiri. Orang narsistik dapat menyiratkan atau langsung memberi tahu pasangannya bahwa pasangannya telah gila. Fenomena menyangkal atau mengubah kebenaran ini disebut gaslighting, dan itu adalah ciri khas seorang narsistik.

  1. Orang narsistik tampak menawan dan ramah bagi semua orang.

Orang narsistik suka terlihat baik dan perilakunya dianggap baik. Namun, berbeda perilakunya saat di dalam rumah. Pasangannya merasa tidak ada orang lain yang bisa melihat bagaimana sesungguhnya orang yang tinggal bersama dirinya. Seringkali saat pasangannya menceritakan pada orang lain apa yang dilakukan oleh orang narsistik, mereka tidak mempercayai hal tersebut. Orang narsistik adalah ahli manipulasi.

  1. Orang narsistik akan mencoba menarik pasangannya kembali jika pasangannya meninggalkannya.

Yang paling ditakuti oleh orang narsistik adalah merasa diabaikan. Orang narsistik menginginkan perhatian, tidak masalah apakah itu perhatian yang baik atau buruk. Penggunaan silent treatment oleh orang narsistik sebagai cara untuk mendapatkan kendali dalam suatu hubungan. Jika pasangannya mencoba menghubungi narsistik atau menunjukkan kepadanya bahwa pasangannya kesal dengan silent treatment tersebut, mereka akan memanfaatkan perhatian itu. Jika pasangannya mengabaikan silent treatment tersebut, orang narsistik akan mencoba menarik pasangannya kembali. Narsistik akan datang begitu kuat sehingga pasangannya ditarik kembali ke dalam dinamika hubungan yang sama. Namun, pada akhirnya akan digantikan oleh ledakan emosi yang lebih buruk dari sebelumnya.

  1. Orang narsistik tidak hanya hemat, mereka juga pelit. Kecuali saat membeli sesuatu untuk diri mereka sendiri.

Orang narsistik memberi tahu pasangannya bahwa mereka tidak punya cukup uang untuk membelikan pasangannya hadiah ulang tahun. Lalu pasangannya akan melihat bahwa ia baru saja membeli barang koleksi terbaru. Orang narsistik berharap pasangannya yang membayar saat makan bersama di luar. Jika tidak, orang narsistik dapat membuat pasangannya merasa bersalah dan memberi tahu pasangannya tentang berapa banyak uang yang dikeluarkan saat keluar bersama. Akhirnya pasangannya yang akan mengeluarkan uang untuk kebutuhan mereka.

Jika Anda mendapati diri Anda menjalin hubungan dengan seorang narsistik, carilah bantuan profesional, seperti psikolog atau psikiater. Orang narsistik mudah marah, jadi jika Anda merasa keselamatan Anda atau anak-anak Anda terancam, hubungi Layanan SAPA 129 di 08111-129-129.