Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur (DP3AK Jatim) menggelar kegiatan Rembuk Stunting Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Provinsi Jawa Timur, di Surabaya, pada Rabu (13/3/2024). Tujuan kegiatan ini digelar, sebagai wadah evaluasi pelaksanaan program kerja TPPS Jatim.
Kegiatan rembuk stunting, dibuka oleh Asisten I Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Timur (Asisten I Setdaprov Jatim), Benny Sampirwanto, mewakili Pj. Sekdaprov Jatim. Adapun peserta yang mengikuti kegiatan, berjumlah sekitar 100 orang anggota TPPS Jatim, turut hadir dalam kegiatan, Kepala DP3AK Jatim, Tri Wahyu Liswati.
Dalam sambutannya, Asisten I Setdaprov Jatim, Benny Sampirwanto mengingatkan TPPS agar meningkatkan kinerjanya. Hal tersebut supaya angka prevalensi penurunan stunting lebih signifikan.
"Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia atau SGGI, angka prevalensi stunting di Jatim yang semula 23,5%, turun 4,3% menjadi 19.20%, ini sebuah penurunan yang cukup signifikan. Namun, mengingatkan kembali meski ada penurunan, kita masih di atas target nasional 14%. Artinya, kita tahun ini harus bahu membahu, dan lebih banyak action untuk menurunkan stunting. Karena perlu penurunan lebih signifikan lagi," tutur Benny.
Kegiatan rembuk stunting ini, menurut Benny, merupakan sebuah momentum untuk memperkuat mekanisme perencanaan dan penganggaran pada TPPS dalam upaya penurunan stunting.
"Melalui kegiatan ini diharapkan, dapat dilakukan identifikasi tantangan, evaluasi keberhasilan, dan rancangan langkah-langkah yang lebih efektif, untuk mencapai target penurunan stunting. Kita tahun 2024 ini minimal harus mencapai 5,6%, sehingga target nasional yang sebesar 14% tercapai," tukas Benny.
Melalui kegiatan ini, Benny mengajak seluruh anggota TPPS yang hadir, untuk berdiskusi secara terbuka, berbagi pengalaman, dan menyampaikan usulan-usulan konstruktif demi kemajuan program TPPS di Jawa Timur.
"Semoga kegiatan rembuk stunting ini, dapat menjadi momentum untuk meningkatkan sinergi kolaborasi dan inovasi dalam menanggulangi stunting di provinsi kita," harap Benny.
Sementara itu dalam laporannya, Kepala DP3AK Jatim, Tri Wahyu Liswati menyampaikan, selain sebagai wadah evaluasi pelaksanaan program kerja TPPS Jatim, rembuk stunting ini juga bertujuan untuk meringkas hasil analisis situasi dan rancangan rencana kegiatan intervensi penurunan stunting yang terintegrasi di Jawa Timur.
"Rembuk Stunting ini merupakan salah satu instrumen konvergensi penurunan stunting di daerah, untuk mendorong keberpihakan kebijakan yang disertai anggaran. Kita bisa mengintervensi Kabupaten/Kota, dan mengidentifikasi prioritas percepatan penurunan stunting, dengan memetakan manakah Kabupaten/Kota yang angka stuntingnya masih tinggi. Kita identifikasi rencana, kemudian menindak lanjuti, ini yang sangat diperlukan supaya program TPPS terus berkelanjutan," tutur Tri.
Melalui kegiatan rembuk stunting ini, Tri menyebutkan, ada tiga hasil yang diharapkan. Yakni, pertama, adanya rumusan program kegiatan prioritas penurunan stunting berdasarkan isu-isu pokok permasalahan stunting yang dihadapi. Kedua, komitmen bersama edukasi gizi masyarakat dalam upaya percepatan penurunan stunting.
"Ketiga, rencana kerja koordinasi dan konsolidasi lintas sektor TPPS. Sehingga, dapat menyampaikan isu-isu pokok dan strategis dengan mencari jalan keluar dan langkah strategis untuk percepatan penurunan stunting," sebut Tri.
Tri mengungkapkan, dalam kegiatan rembuk stunting ini ada beberapa orang pembicara yang diundang dengan masing-masing membawakan materi berbeda.
"Pertama, narasumber dari perwakilan Bappeda Jatim dengan materi rumusan prioritas program sebagai kegiatan percepatan penurunan stunting. Narasumber kedua, Waritsah dari Dinkes Jatim, dengan materi publikasi hasil intervensi spesifik. Dan narasumber ketiga Kepala BKKBN Jatim, Maria Ernawati dengan materi diseminasi program TPPS Jatim serta dukungan konvergensi lintas sektor, yang nanti secara pararel memandu tim TPPS Jatim," ungkapnya.
Kepada pada pembicara, Tri berharap, semoga mereka bisa memandu TPPS Jatim ke depan lebih tepat sasaran. "Meski masih belum signifikan penurunan stuntingnya, Bismillah semoga di tahun 2024 bisa lebih bersinergi bersama-sama dan bisa turun secara signifikan. Terima kasih saya ucapkan, karena meskipun puasa tetap semangat untuk hadir," pungkasnya.
Menutup acara, sebagai wujud komitmen dalam upaya penurunan stunting di Jawa Timur, Asisten I Setdaprov Jatim Benny Sampirwanto dengan didampingi Perwakilan Bappeda Jatim, Kadinkes Jatim, Kepala DP3AK Jatim, dan Kepala Perwakilan BKKBN Jatim, melaksanakan penandatanganan berita acara, hasil kesepakatan rembuk stunting Provinsi Jawa Timur tahun 2024. (vin/s).